Bekerja di usia senja memiliki tantangan tersendiri.
Pasalnya, di usia yang tidak muda lagi, mereka harus banting tulang untuk
mencari pundi-pundi rupiah. Kulit-kulit mereka tentu saja tidak terlepas dari
sengatan matahari maupun angin malam. Meskipun begitu, mereka tidak pernah
menyerah demi menghidupi keluarga mereka. Apapun akan dilakukan agar
kehidupannya tidak terjebak dalam kemiskinan.
Mbah Sali merupakan salah satu pencari nafkah yang
sampai saat ini masih gigih untuk berjualan. Meskipun usianya sudah tidak lagi
muda, namun ia tidak bisa seharian diam di rumah karena sudah terbiasa untuk
bekerja di luar. Sehari-hari, ia berjualan pisang dengan cara dipikul. Tentu
saja hal tersebut seringkali membuat pundak Mbah Sali pegal. Bahkan sesekali
ia berhenti sejenak untuk merebahkan badannya di pinggir jalan.
Siapa sosok Mbah Sali?
Pak Sali, atau biasa dipanggil Mbah
Sali, merupakan salah satu lansia yang sampai detik ini masih giat mencari
uang. Usianya kini sudah menginjak 90 tahun yang mana bukan lagi termasuk usia
produktif. Ia dikaruniai 2 orang anak, 6 orang cucu, dan 5 orang buyut. Semua
anggota keluarganya tentu saja sangat menyayangi Mbah Sali, hingga pada suatu
saat anak-anak dan cucunya melarang Mbah Sali untuk berjualan pisang.
Namun tekad Mbah Sali dalam menari
uang tidak bisa dipatahkan. Selagi muda dulu, ia merupakan seorang laki-laki
yang pekerja keras. Maka dari itu, meskipun usianya sudah mencapai kepala 9,
ia masih tetap ingin bekerja. Ia sangat tidak terbiasa menganggur atau berlama-lama
diam di rumah. Hingga pada akhirnya, anak dan cucunya pun mengizinkannya untuk
tetap bekerja namun dengan syarat tidak sampai larut malam.
Mbah Sali biasa pergi
ke pasar pada pagi hari untuk berbelanja pisang. Setelah itu, ia pergi untuk
berjualan pisang di seputaran Jalan surabaya depan kampus Universitas Muhammadiyah,
Malang. Jika sedang ramai, dagangan
Mbah Sali selalu habis, dan begitupun sebaliknya, jika pembeli sedang sepi,
maka dagangannya masih tersisa banyak dan hanya dibawa saja ke rumahnya. Ia
berjualan di sana mulai dari pagi hingga sore hari. Ia tidak bisa berjualan
hingga malam karena tentu saja anak cucunya akan khawatir.
Wakaf Asuransi
Syariah Allianz
Perjuangan Mbah Sali dalam mencari nafkah di usianya
yang sudah tidak produktif tentu saja layak untuk mendapatkan apresiasi, salah
satunya yaitu dengan mendapatkan asuransi wakaf dari Allianz. Asuransi wakaf Allianz
dapat memberikan jaminan perlindungan berupa santunan asuransi jiwa dasar,
santunan asuransi penyakit kritis, santunan asuransi cacat tetap total, dan
asuransi penyakit kritis dan cacat tetap total.
Selain itu, Asuransi wakaf Allianz juga memiliki
fitur-fitur unggulan seperti mendapatkan keberkahan pahala yang terus mengalir selama
nilai wakaf dimanfaatkan, keringanan dalam mempersiapkan nilai
wakaf melalui setoran kontribusi berkala, penyerahan nilai wakaf yang
amanah, dan juga sumbangsih yang bermanfaat untuk sosial dan ekonomi masyarakat bersama. Tentu ini akan sangat membantu bagi yang menerima
asuransi ini.
Manfaat dan perlindungan dari Wakaf
asuransi syariah tentu sangat layak untuk diberikan kepada Mbah Sali agar
kehidupan di usia senjanya menjadi lebih baik. Mengingat usianya yang sudah
menginjak 90 tahun, tidak menutup kemungkinan bahwa Mbah Sali sewaktu-waktu
bisa terkena penyakit ringan maupun serius. Dengan adanya Asuransi wakaf
syariah, maka Mbah Sali tidak perlu khawatir lagi terkait jaminan kesehatan
dan juga santunan jaminan lainnya.